Arwah Yang Tak Sadar Dirinya Telah Meninggal

Suatu malam terjadi perampokan di rumahnya Zahra, kebetulan malam itu ia tinggal sendirian di rumah, suaminya sedang di luar kota, sementara ketiga orang pelayannya sedang menghadiri sebuah pagelaran seni di Balai Desa. Ada 7 perampok  yang beraksi malam itu mereka adalah Toni, Jeffry, Daniel, Putra, Nando, Riko, dan Dedi. 

Ke tujuh perampok tersebut mulai menjebol pintu utama rumah Zahra, ketika mereka telah berhasil menjebol rumah Zahra mereka pun masuk, tapi karena terburu- buru Jeffry tak sengaja menyenggol sebuah vas bunga dan membuat vas bunga tersebut terjatuh dan pecah. 

Zahra pun terbangun dari tidurnya karena terkejut dengan suara vas bunga yang jatuh. Zahra pun berusaha turun dari kamarnya untuk menyalakan lilin dan mengecek asal muasal suara vas bunga jatuh tadi, dan benar saja vas bunga kesayangan nya terjatuh dan pecah berserakan, ia pun merasa kesal dan sedih, namun rasa itu bercampur dengan rasa takut karena ia melihat sekelibat bayangan, dan ia sadar pintu utama rumahnya terbuka, ia berpikir "mungkin para pelayan nya sudah pulang dari pagelaran seni dan mereka lupa mengunci kembali pintunya, ia pun bergegas ke kamar para pelayan. 

Singkat cerita tak satu pun pelayannya berada dikamar, itu menandakan para pelayan belum ada yang pulang, lantas siapa yang mebuka pintu depan, pikirnya. Ia pun berpikir mungkin rumah nya sudah di masuki perampok, benar saja tak lama kemudian ada sekelibat bayangan, ia pun mengikuti bayangan tersebut, ternyata pemilik bayangan tersebut adalah Tony si Ketua Perampok. 

Singkat cerita Zahra akhirnya memergoki ke tujuh perampok tersebut, ia pun berlari ke sekencang- kencangnya menuju kamarnya, namun sayang Daniel berhasil menangkap nya dan ia berpikir, Zahra harus dilenyapkan, ia takut Zahra lapor pada polisi, tapi Zahra berhasil melepaskan dirinya dari Daniel, ia pun lari sekencang-kencangnya menuju ke gudang, tapi entah karena kurang fokus atau karena kecapean karena sedang hamil 7 bulan, ia tak sengaja menabrak batang bambu, dan tepat mengenai perutnya yang sedang hamil tembus dari dapan ke belakang para perampok pun menyembunyikan jasad Zahra di Sebuah lemari di gudang. 

Singkat cerita arwah Zahra terbangun dari mimpinya ia mengira kejadian tadi adalah mimpi dan sekarang sudah adzan subuh, ia merasa telinganya sakit mendengar adzan, dan merasa tubuhnya terbakar di waktu subuh yang dingin, singkat cerita semua orang di rumah itu berkumpul di meja makan kecuali si Tuan Rumah yaitu Zahra, pelayannya bingung kenapa Zahra masih belum keluar ia pun mengecek ke kamar Zahra dan Zahra tidak ada di sana, tapi arwah Zahra keluar dari kamar mandi ia heran dan bergumam dalam hati "kenapa air bekasku mandi merah seperti dara, apa aku sedang menstruasi? Tapi kan aku sedang hamil 7 bulan tentu tidak mungkin kalau aku menstruasi" ia pun bergegas ke meja makan dan menyapa para pelayan, tapi ia bingung sedari tadi ia makan di meja makan tak satupun pelayannya menyapanya dan bahkan tak merasa dia ada di sana, bahkan ketika ia sedang makan dan minum para pelayan nya menjerit-jerit melihat sendok dan gelas terbang, ia pun bergegas ke kamar mandi dan melihat dirinya di cermin tapi ia kaget dan menangis sejadi jadinya karena tak ada bayangan tubuhnya terpantul di cermin, ia pun memegang punggungnya yang ternyata sudah berlumuran darah dan dipenuhi belatung, ia pun kembali nangis sejadi jadinya, dan ia menyadari dirinya sudah meninggal dan tinggal Arwah yang gentayangan ia pun merasuki tubuh salah satu pelayannya dan menelepon suaminya dan ia meminta agar jasadnya yang berada di gudang di semayamkan secara layak, dan meminta untuk melaporkan Toni, Jeffry, Daniel, Putra, Nando, Riko, dan Dedi yang ternyata adalah anak buah suaminya sendiri yang di pecat 1 Minggu yang lalu oleh Roni suami dari Zahra. Seketika Roni pun pulang dari luar kota dan segera membereskan masalah tersebut. Ternyata alasan ketujuh perampok tersebut merampok rumah Zahra karena sakit hati terhadap Roni yang sudah memecat mereka... .


Pesan Moral: "Jangang pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, balaslah dengan kebaikan, dan buanglah perasaan dendam di hati, dan dekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa... .


Karya: Muhammad Suhardin Har

Komentar